Selasa, 15 Juni 2010
BUDIDAYA GAHARU
Pengertian Gaharu
Gaharu merupakan substansi aromatik berupa gumpalan yang terdapat diantara sel kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian dari pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami maupun budidaya dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami maupun buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp.
Menurut SNI 01-5009.1-1999 gaharu didefinisikan sebagai sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna khusus, dengan memiliki damar wangi alami yang berasal dari pohon atau bagian dari pohon yang tumbuh secara alami dan mati sebagai akibat dari suatu proses infeksi yang baik melalui alam atau produk pada suatu birch, yang pada umumnya terjadi di Aquilaria sp. pohon ( nama daerah : Karas, Alim, Garu, Bokhor, Garu dan lain-lain).
Pohon Penghasil Gaharu
Pohon penghasil gaharu (Aquilaria sp) adalah spesies asli Indonesia, beberapa spesies gaharu komersial yang sudah mulai dibudidayakan adalah : Aquilaria malaccensis, A.microcarpa, A.beccariana,A.hirata, A.Filaria, dan Grynops verteggi, serta A.cresna asal Kamboja.
Kegunaan Gaharu
Gaharu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat dinegara-negara timur tengah yang digunakan sebagai dupa untuk ritual keagamaan. Gaharu juga merupakan bahan baku yang sangat mahal dan terkenal untuk industri kosmetik seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka, serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, alergi, obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker, tonikum, dan Aroma terapi.
Prospek bisnis gaharu
Dalam perdagangan,gaharu dikenal dengan agarwood/eaglewood. Rata-rata kuota yang dimiliki Indonesia sekitar 300 Ton/Tahun. Kuota ini diperoleh dari pembagian permintaan pasar oleh negara-negara produsen gaharu, tetapi pada saat ini produksi kayu gaharu Indonesia baru 10% terpenuhi atau sekitar 30 Ton/Tahun sehingga masih sangat jauh dari kuota ekspor. Kondisi ini sangat berdampak terhadap harga jual gaharu yang sanagat ini berkisar Rp.10.000,- sampai dengan 40 Juta/Kg tergantung kwalitasnya, bahkan diluar negeri bisa mencapai $10.000, harga disamping itu juga ditentukan oleh faktor manfaat gaharu yang sangat banyak.(Benny Satria,UNAND 2007).
Gaharu dipasaran di kelompokkan kedalam beberapa kelas :
-Gaharu DOUBLE SUPER 30 -40 Juta/Kg
-Gaharu SUPER TANGGUNG 15-30 Juta/Kg
-Gaharu AB 5 Juta-15jt/Kg
-Kemedangan 2-10 Juta/Kg
-Gaharu TERI 1-2 Juta/Kg
-Abu/Bubuk Gaharu Rp 20.000-40.000,-/Kg
Syarat tumbuh yang sangat mudah dan nilai ekonomis yang tinggi dari pohon gaharu memungkinkan pohon ini ditanam disela-sela pohon lainnya.
Persyaratan Tumbuh
Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam. Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, lereng-lereng bukit sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut .
Jenis Aquilaria sp tumbuh sangat baik pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik merah kuning), tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik. Tipe iklim A-B dengan kelembaban sekitar 80%. Suhu udara antara 22-28 derajat celcius dengan curah hujan berkisar antara 2.000 s/d 4.000 mm/tahun. Lahan tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah: (1) lahan yang tergenang secara permanent, (2) tanah rawa, (3) lahan dangkal (yang mempunyai kedalaman kurang dari 50 cm), (4) pasir kuarsa, (5) lahan yang mempunyai pH kurang dari 4,0.
Penanaman
Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforesty (tumpangsari) dengan tanaman jagung, singkong, pisang atau ditanam di sela-sela tanaman pokok yang telah tumbuh terlebih dahulu, seperti karet, akasia, sengon, kelapa sawit, dan lain-lain. Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan bibit penghasil gaharu memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman penghasil gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
Apabila tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan masih kosong, maka jarak tanam dapat dibuat 3 m x 5 m, 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Waktu penanaman diusahakan pada musim hujan agar bibit mendapatkan air yang cukup pada awal pertumbuhannya. Media tanam dapat berupa tanah dan kompos. Pada setiap lubang tanam dianjurkan untuk diberikan pupuk kompos minimum 1 kg setiap lubang. Pada tahap ini perlu perhatian mengenai pencegahan gangguan hama dan penyakit terutama pada akar.
Pemeliharaan
Tanaman penghasil gaharu pada umur 1-3 tahun perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan dari gulma. Karena tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4-5 tahun, barulah tanaman penghasil gaharu siap untuk diinduksi secara buatan dengan menggunakan jamur pembentuk gaharu.
Inokulasi
Penyuntikan (Inokulasi) yang dimaksudkan disini adalah memasukan bibit gubal gaharu untuk memacu pembentukan gubal gaharu. Bibit gubal gaharu berupa jamur (Fusarium sp) yang ditumbuhkan pada medium khusus (Parman et al, 1996)
Teknik induksi jamur pembentuk gaharu dilakukan pada batang pohon penghasil gaharu. Reaksi pembentukan gaharu akan dipengaruhi oleh daya tahan inang terhadap induksi jamur dan kondisi lingkungan. Respon inang ditandai oleh perubahan warna coklat setelah beberapa bulan disuntik. Semakin banyak jumlah lubang dan inokulum dibuat maka semakin cepat pembentukan gaharu terjadi. Proses pembusukan batang oleh jamur lain dapat terjadi apabila teknik penyuntikan tidak dilakukan sesuai prosedur.
PEMANENAN
Ada 2 cara pemanenan :
1. Pemanenan Berkala
Pemanenan ini dilakukan dengan mengeruk, mengerok, mengupas bagian pohon yang telah terinfeksi dan menghasilkan damar wangi (gaharu) dan hasilnya biasanya berbentuk serpihan-serpihan kecil. Setelah dilakukan pemanenan maka dilakukan proses inokulasi lagi
2. Pemanenan Total
Pemanenan ini dilakukan dengan cara menebang habis tanaman penghasil gaharu yang sudah diinokulasi dan menunjukan tanda-tanda pohon tersebut sudah terbentuk gubal gaharu antara lain :
-Daun pada tajuk menguning, dan rontok
-Ranting-ranting mulai mengering
-Secara fisik pertumbuhan telah berhenti
-Kulit batang mulai mengering
-Kulit kupasan apabila dibakar akan berbau aroma harum khas.
Analisa Budidaya Gaharu
Analisa biaya dan keuntungan dari budidaya gaharu, pada luasan 2.000 m2 (140 Ubin), jangka waktu 10 tahun, dengan jarak tanam 3 x 4 luas tanah 2.000m² (Asumsi 50 m x 40 m) cukup ideal ditanami gaharu sebanyak 180 Batang Gaharu. Berikut ini adalah perincian biaya dan keuntungan dari budaidaya penghasil gaharu :
1.Biaya
Biaya sendiri dibedakan menjadi 3 tahap :
a.Biaya tahap 1 (pengadaan bibit, penanaman, dan perawatan ditahun pertama)
b.Biaya tahap 2 ( Perawatan tanaman pada tahaun ke 2 sampai tahun ke 7)
c.Biaya tahap 3 (inokulasi dan perawatan pasca inokulasi tahun ke-8 sampai tahun ke-10)
Biaya Tahap 1
-Pembelian bibit 180 batang @ Rp 25.000 = Rp. 4.500.000
-Pembelian Pupuk kandang 360 Kg @ Rp.500,- = Rp. 180.000
-Pestisida (furudan,stiko,dll) = Rp. 150.000
-Tenaga Penanaman 180 Bibit @1.000 = Rp. 180.000
-Tenaga Perawatan = Rp. 1.000.000
JUMLAH = Rp. 6.010.000
Biaya Tahap 2
-Pupuk Kandang 1080 Kg @ Rp.500,- = Rp. 540.000
-Pupuk pabrik = Rp. 1.000.000
-Pestisida = Rp. 1.000.000
-Tenaga Perawatan = Rp. 6.000.000
JUMLAH = Rp.8.540.000
Biaya Tahap 3
-Pembelian fusarium inokulasi = Rp. 24.300.000
-Tenaga Inokulasi = Rp. 36.000.000
-Biaya pemeliharaan 3 Tahun = Rp. 3.000.000
Tenaga Pemanenan = Rp. 9.000.000
JUMLAH = Rp.72.300.000
JUMLAH TOTAL Tahap 1+2+3 = Rp. 86.850.000
2.Penerimaan
Dengan asumsi bahwa tingkat keberhasilan inokulasi adalah 75% saja, dari 180 batang tanaman Cuma menghasilkan 135 batang saja yang bisa dipanen, satu batang pohon gaharu dengan masa inokulasi 3 tahun menghasilkan rata-rata 1 Kilogram gubal, 5 Kg Kemedangan, dan 20 Kg Abu Gaharu.
a.Gubal Gaharu 1 Kilogram @10.000.000 = 10.000.000
b.Kemedangan 5 Kilogram @5.000.000 = 25.000.000
c.Abu Gaharu 20 Kilogram @ 25.000 = 500.000
JUMLAH = 35.500.000
Jadi Penerimaan selurunya adalah 135 x 35.500.000 = Rp 4.792.500.000,-
3.Keuntungan
Keuntungan adalah Penerimaan - Biaya
Rp 4.792.500.000 - Rp. 86.850.000 = Rp 4.705.650.000,-
Jadi dari investasi sebanyak Rp. 86.850.000, berpotensi menghasilkan Rp4.705.650.000,- dalam kurun waktu 10Tahun. Seiring waktu harga jual tanah juga meningkat, Tidak ada ruginya bahkan sangat menguntungkan sekali investasi dikebun dengan gaharu ini bukan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hanya dengan Rp 350 ribu anda mendapatkan bibit gaharu 1 paket isi 80 pohon. Setelah 7-8 tahun anda akan dapatkan puluhan juta rupiah. Ada jamonan pembelian gubal dari perusahaan. Ada subsidi inokulan sebesar 75 %. Hubungi Suwarto 085227348404
BalasHapus